Rabu, 14 November 2007

Adventure 1

1994, seminggu menjelang Iedul Adha......

Sakit yg kuderita makin aneh...dari hidung terus mengucur darah segar seperti ingus....beberapa dokter yg kusambangi tak bisa memberi diagnosa pasti......Achh apa ini tanda2 kematian....?
pikiranku makin kacau, kuliah makin ga karuan....akhirnya kuambil keputusan buat ninggalin rumah....Ya aku ga mau sakitku membuat repot semua keluarga......
Aku mulai berkemas,siapin carrier, pakaian, tenda, sleeping bag, kompor lapangan, victorinox kesayangan pemberian teman dari Aceh ga lupa kuselipkan di depek.....Ga lupa Canon kesayanganku tertata rapi utk menemaniku di perjalanan.....itung2 duit terkumpul 300an ribu.....cukuplah......

Sore itu aku berpamitan pada kedua orangtua dan adikku.....
"Mau kemana......?" tanya Bapak
"Mau nanjak........",jawabku sambil menunduk......
"Ngapain sih mas, khan mau Iedul Adha...", sambar adik perempuan semata wayangku yg juga hobi naik gunung.......
"Pengen aja........"
Dan jadilah sore itu aku bengong di terminal Rambutan, bingung mau kemana...Sementara hidungku masih juga meneteskan darah.......

Akhirnya aku ambil keputusan buat ke Demak, kota Islam kata orang.
Dengan bus malam aku menuju ke Semarang....Tiba di Semarang aku menyambung perjalanan dengan menumpang truk menuju kota Demak, kebetulan ada seorang teman disana.......

Tiba di Demak coba tanya2 alamatnya sampai ketemu....setengah hari sendiri buat nyari alamat temen satu ini....Alhamdulillah bisa ketemu......
Dua hari nginap di rumahnya, sempat juga ngerasain mandi di kali yg tepat berada di sisi jalan utama Demak....Kali berair keruh tapi menjadi andalan masyarakat buat MCK (mandi-cuci-kakus).....dan dua hari sudah cukup rasanya......
"Besok gw mau naik ke Muria....", ucapku...
"Lho..lusa sudah lebaran lho...." balas temanku dengan logat Jawanya
"Gw bosen neh di rumah aja........", kataku
"Yo wis, besok tak temenin kesana.....", ucapnya

Esoknya dengan penuh semangat aku berangkat menuju Gunung Muria bersama temanku. Ternyata dia sendiri yg anak asli Demak malah belum pernah ke sana.....Dasar pemalas.......

Setelah melewati perkampungan dan beberapa pabrik rokok kecil dengan menumpang mobil kami tiba di kaki Muria....Gunung yg tidak terlalu tinggi tapi terlihat angkuh.....
Melangkahkan kaki di menyeberangi sungai kecil yang jernih, kami mulai merambah Muria...disambut ratusan kupu2 kecil yg beterbangan di atas kepala.....

Sekitar sejam perjalan kami tiba di punggung Muria, dari sini tampak sebagian kota Demak yg mulai bermandikan sinar matahari....Allahu Akbar....Hal2 seperti ini yg ga mungkin ku temui di Jakarta....

Tanpa banyak halangan,cuma sempat kesasar sekali yg makan waktu 2 jam akhirnya kami tiba di puncak...dan anehnya.......ternyata di puncak Muria ada pohon pisang yg mengelilingi sebuah makam tua (setelah kembali ke kota, aku dapat info kalo menurut warga setempat makam itu adalah makam Semar, salah satu tokoh pewayangan)........

Tidak ada komentar:

Contact Person

Contact Person
Email edy.sulastomo@arkanantaworld.com
Y! ID
Mobile +62 81574831869/+6221 98099055
BLOG CATEGORY
adventure | outbound